Blogroll

Kamis, 23 Oktober 2014

Karena Maaf Ini Mungkin Takkan Cukup



Maaf. Satu – satunya kata yang sejak tiga tahun yang lalu ingin aku sampaikan kepada semua orang di rumah ini. Sejak aku sadar bahwa kamu sudah menarik perhatianku begitu dalam. Bahwa aku telah lancang, berani mencintaimu sejauh ini. Menyembuyikan kita yang telah selama ini. Kita yang sudah terlalu nyaman disembunyikan, sudah terlalu takut untuk mengakui bahwa kita ada, bukan sekedar aku dan kamu. Bukan sekedar kita yang mungkin mereka kira sebatas sudah kita anggap saudara. Bahwa ada secuil cinta yang tumbuh sejak tiga tahun itu. Dan sekarang cinta itu sudah membesar memberontak meminta pengakuan.

Untuk kamu,
Kamu sudah siap jika mereka menentang kita? Kamu sudah siap jika akhirnya semua tak lagi harus bersama? Kamu sudah siap jika kita harus saling melupakan?  Kamu sudah siap jika kita tak akan menjadi kita? Hati kamu sudah siap jika harus terluka? Hati kamu sudah siap jika harus mencari pengganti? Kamu yakin sayang? Tegarkan hatimu untuk pertempuran demi sebuah pengakuan ini.

Untuk bundamu sayang,
Maaf bun harus membuatmu merasakan sedih sedalam ini. Maafkan aku yang berani meminta anakmu untuk belajar mengenal Tuhanku di masjid. Maaf membiarkanmu harus merelakan anakmu yang telah kamu ajari ke gereja sejak kecil ini harus sia – sia. Maafkan aku yang harus mulai mengajarinya berhijab yang sejak dulu kamu ajari dia untuk mengurai rambut panjangnya. Maaf bun karena aku harus menghapus semua ajaranmu itu demi kita.

Untuk ayahmu sayang,
Kata maafku mungkin tak akan cukup untuk sekedar mengikhlaskan anakmu ini untuk menjadi seutuhnya mengikutiku mengadahkan tangan, menghapus segala ajaran melipat dada itu. Maafkan aku yang telah berani lancing, mencintai anakmu. Maaf aku baru berani menyatakan semuanya sekarang. Aku butuh waktu untuk meyakinkan anakmu ini bahwa Tuhanku pun benar. Bahwa jika restumu itu akan selalu menyertai aku dan anakmu, aku tak ingin ada dua nahkoda dalam rumah tanggaku. Bahwa aku sebagai pemimpin rumah tangga harus sepenuhnya kamu percayai, termasuk Tuhanku. Karena aku akan berjanji untuk selalu menjaga dia sebaik mungkin, melindungi dia seutuhnya. Menjadikan dia istri seperti Aisyah di Al-Qur’an atau Maria di Al-Kitabmu.

Maaf jika aku yang harus membuatmu merasa bersalah kepada orangtuamu sayang. Maaf untuk setiap tetes air mata yang sering kamu teteskan untuk memutuskan ini semua. Mungkin maaf ini memang takkan cukup untuk mengganti semua. Tapi percayalah sayang, restu mereka akan mengantarkan kita bahagia.

1 komentar: